Masjid

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْد
Kaum muslimin yang di rahmati Allah. Pepatah orang arab mengatakan:
Masjid adalah rumah Allah, yang mendatangi masjid maka ia sedang mengunjungi Allah.
Kaum muslimin. Barang siapa yang mendatangi masjid, maka ia adalah tamu Allah. Allah akan memuliakannya.
عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((من توضأ في بيته فأحسن الوضوء، ثم أتى المسجد، فهو زائر لله، وحُقَّ على المزُور أن يكرم زائره((
“barang siapa yang berwudhu dirumahnya dengan sebaik-baik wudhu. Kemudian beranjak menuju masjid. Maka sungguh ia adalah tamu Allah. Dan sepantasnya yang dikunjungi akan memuliakan tamunya.
Masjid adalah tempat yang paling suci dan tempat yang paling di cintai oleh Allah dimuka bumi ini. Tempat yang allah pilih untuk bersimpuh dan bersujud hamba-hambanya yang shalih dengan penuh kekhusuan.
وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: ((سأل رجل النبي صلى الله عليه وسلم: أي البقاع شر؟ قال: لا أدري حتى أسأل جبريل، فسأل جبريل، فقال: خير البقاع المساجد، وشرها الأسواق((
Diriwayatkan dari ibnu umar radhiyallahu anhu ia berkata: “telah di tanya Rasulullah shalallahu alaihi wasalam oleh seorang laki-laki: “tempat apa yang buruk? Nabi menjawab: aku tidak tahu, aku tanyakan dulu kepada jibril. Kemudia Nabi menanyakannya. Kemudian nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda: sebaik-baik tempat adalah masjid, dan seburuk-buruk tempat adalah pasar.
Masjid menjadi sebaik-baik tempat karena didalamnya penuh dengan rahmat dan melimpahnya kenikmatan.
Pasar di sebut seburuk-buruknya tempat dan di sandingkan dengan masjid untuk menjelaskan bahwa perkara agama menolak perkara dunia.
Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan telah bersuci lalu beranjak menuju masjid, maka Allah penjamin hidupnya. Allah cukupi kebutuhan dan hajahnya. Jika ia meninggal di perjalannya maka Allah akan masukan kedalam syurganya. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam bersabda:
عن أبي أمامة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((ثلاثة كلهم ضامن على الله إن عاش رُزق وكُفي، وإن مات أدخله الله الجنة: مَن دخل بيته فسلَّم، فهو ضامن على الله، ومن خرج إلى المسجد فهو ضامن على الله، ومن خرج في سبيل الله فهو ضامن على الله((
Dari umamah, Rasulullah shalallahu alaihi waslam bersabda: tiga orang, mereka semua mendapatkan jaminan dari Allah. Ketika mereka hidup di dunia, mereka di jamin rezekinya dan di cukupkan, jika ia mati maka Allah akan memasukannya kedalam syurga; jika masuk rumah ia mengucapkan salam, siapa yang keluar menuju masjid, dan siapapun yang berjihad di jalan Allah. (HR Abu daud di nilai shahih oleh Syaikh Al Bani)
Artinya, jika seseorang telah pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat jama’ah maka Allah menjamin rezekinya dan syurganya.
Maka jangan melalaikan shalat jam’ah. Jangan membiasakan shalat di rumah karena malas pergi ke masjid. Engkau katakan: aku memiliki pekerjaan, pergi shalat ke masjid mengambil waktu untuk kerja. Demi Allah shalat tidak akan menyia-nyiakan waktu kita sedikitpun.
Atau misalnya seseorang bekerja pada perusahaan tertentu. Kemudia salah satu karyawan meminta izin untuk shalat di masjid. Sebagian ada yang mengizinkan dan ada yang melarangnya. Adapun yang melarang di sebabkan ulah karyawan yang tidak bertanggung jawab. Shalat memiliki waktu tertentu dan tidak lama, namun ia isi setelahnya dengan mengobrol dan main hp misalnya hingga mengambil waktu lama sehingga ia dilarang untuk shalat. Kerja adalah kewajiban yang harus di tunaikan haqnya karena kita mengambil gajih di pekerjaan tersebut. Maka berusaha menjaga Amanah Allah dan amanah pekerjaanmu.
Masjid adalah taman diantara taman syurga iman, masjid adalah tempat bertemunya yang saling mencintai yaitu hamba-hamba shalih. Masjid adalah rumah takwa. Yang mendatangi masjid adalah orang-orang ikhlas.
أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم.
الخطبة الثانية
Duduk-duduk di masjid berpahala besar. Sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasalalam bersabda :
عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا ويرفع به الدرجات؟ قالوا: بلى يا رسول الله، قال: إسباغ الوضوء على المكاره، وكثرة الخطى إلى المساجد، وانتظار الصلاة بعد الصلاة، فذلكم الرباط((
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Apakah kalian mau aku tunjukkan amalan yang dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Menyempurnakan wudu pada saat-saat yang tidak disukai, memperbanyak langkah kaki menuju ke masjid, dan menunggu salat setelah salat. Yang demikian itulah ar-Ribāṭ (berjaga-jaga di jalan Allah).”
Penamaan amal shalih berikut dengan ribat di serupakan dengan berjaga-jaga ketika berjihad. Karena memang pahalaNya besar dan tidak banyak orang yang menyukainya.
- “Pada saat-saat yang tidak disukai” maksudnya adalah ketika matahari bersinar terik di musim panas, atau malam hari di musim dingin dan menjelang shubuh. Karena pada saat-saat seperti itu, orang lebih cenderung untuk mencukupkan diri pada syarat sahnya wudhu’. Sehingga terkadang, banyak sunnah-sunnah wudhu’ ditinggalkan.
- Berjalan menuju ke masjid lebih utama daripada berkendaraan. Namun jangan sampai dalam menerapkan sunnah menyebabkan sunnah yang lebih utama ditinggalkan. Misalnya: Jangan gara-gara ingin berjalan kaki ke masjid, menyebabkan ketinggalan shalat berjama’ah. Hendaknya yang rumahnya lebih jauh dari masjid, lebih awal berangkat agar dapat berjalan kaki menuju masjid dan tidak ketinggalan berjama’ah. Atau bagi yang rumahnya sangat jauh dari masjid, sehingga mengharuskan dirinya berkendaraan, maka hendaknya memarkir kendaraannya agak jauh dari masjid, supaya tetap dapat menerapkan sunnah berjalan kaki menuju masjid. Wallaahu a’lam.
- Berjalan dengan langkah pendek-pendek lebih utama daripada langkah panjang-panjang. Karena secara matematis saja, dengan jarak yang sama, langkah pendek-pendek lebih banyak daripada langkah panjang-panjang. Dengan demikian, kebaikan atau keutamaan yang didapat juga akan lebih banyak. Walhamdulillah.
- Bersuci di rumah lebih utama daripada di masjid. Karena berjalan ke masjid yang dapat menghapus dosa dan menaikkan derajat adalah dalam keadaan telah berwudhu’. Oleh karena itu di dalam hadits, berwudhu’ disebutkan terlebih dahulu daripada amalan yang lain.
- Menunggu shalat setelah shalat maksudnya adalah hatinya senantiasa merindukan akan datangnya waktu shalat yang berikutnya. Sama halnya dengan orang yang hatinya tergantung di masjid. Maksudnya, bukan orang yang senantiasa berada di masjid dan tidak pernah keluar setapak kaki pun dari masjid.
- Menyempurnakan wudhu’, berjalan kaki menuju masjid, merindukan datangnya waktu shalat merupakan jihad fi sabiilillah. Karena seorang muslim -ketika melakukan hal-hal tersebut- berjuang dengan gigih melawan nafsunya. Karena melawan hawa nafsu bukan perkara ringan, maka Rasulullah menyerupakannya dengan “ar ribath” yang pada asalnya merupakan istilah di dalam medan jihad.
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ