PENYIMPANGAN AQIDAH DAN CARA MENGOBATINYA

            Sebuah kerugian yang besar adalah penyimpangan Aqidah. Karena aqidah yang benar adalah fundamen utama amal dan merupakan motivator istiqamah suatu amal yang bermanfaat. Tanpa aqidah yang benar seseorang menjadi mangsa yang empuk keraguan dan kegelisahan. Yang apabila ia di biarkan ia akan menutupi dan menumpuk dari pandangan yang benar terhadap jalan kebahagian. Dengan aqidah yang benar hidup menjadi lapang, hidup penuh optimis dan visioner untuk menggapai kebahagian dunia dan akhirat.

            Terjadi apa yang terjadi kesempitan dan keraguan telah menggiring banyak manusia kepada bunuh diri. Masyarakat yang tidak di bimbing dengan aqidah yang benar sama saja dengan hewan. Tidak memiliki prinsip-prinsip untuk menggapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Sekalipun bergelimang harta mereka berada dalam kesempitan hati.  Kekayaan yang menyeret kepada kehancuran. Sebagaimana yang kita lihat kepada masyarakat jahiliyyah. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan pengarahan dalam penggunaanya, dan tidak ada pemberi arahan yang benar melainkan aqidah yang shahih.

            Allah Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرُّسُلُ كُلُواْ مِنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَٱعۡمَلُواْ صَٰلِحًاۖ إِنِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ ٥١

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al Mu’Minun: 51)

Maka kekuatan aqidah tidak di pisahkan dengan kekuatan maddiyyah (materi). Ketika aqidah menyeleweng kepada yang bathil maka secara otomatis materi dan harta akan menjadi penghancur utamanya. Seperti yang terjadi di negara-negara kafir. Namun tidak memiliki aqidah shahihah.

Sebab.sebab penyelewengan aqidah:

  1. Jahil terhadap syariat aqidah shahihah. Kurangnya perhatian dan enggan mempelajarinya sehingga tumbuh aqidah ghairu shahihah.

Sebagaimana yang di katakan umar bin khattab;

 إنما تُنقَضُ عُرى الإسلام عروة عروة إذا نشأ في الإسلام من لم يعرف الجاهلية

       “sesungguhnya simpul islam akan terurai seutas demi seutas, manakala di dalam islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliyahan”

2. Fanatik kepada sesuatu yang di warisi nenek moyang sekalipun hal itu bathil

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ بَلۡ نَتَّبِعُ مَآ أَلۡفَيۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَآۚ أَوَلَوۡ كَانَ ءَابَآؤُهُمۡ لَا يَعۡقِلُونَ شَيۡ‍ٔٗا وَلَايَهۡتَدُونَ ١٧٠ 

170. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”

]سورة البقرة,١٧٠[

3. Taqlid buta

Mengambil pendapat manusia tanpa mengetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki kebenarannya, sebagaimana yang terjadi kepada sekte-sekte mu/tazilah, jahmiyah, dan lainnya. Mereka bertaklid kepada orang-orang sebleum mereka yang tersesat sehingga merekapun tersesat jauh dari aqidah shahihah.

4. Guluw (berlebihan) dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih serta mengangkat mereka kepada derajat yang tidak semestinya.

Dari asal mengagumi sampai tingkat penyembahan. Kita menyaksikan hal demikian di negara tercinta ini. Allah ta’ala berfirman:

وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدّٗا وَلَا سُوَاعٗا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسۡرٗا ٢٣

Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr” (QS. Nuh: 23)

5. Ghaflah (lalay)

Dari lalaynya perenungan ayat-ayat Allah sehingga kurang perhatian terhadap Aqidah dan pengagungNya. Sebagaimana yang dilakukan qarun yang tanpa melibatkan pengagungan Allah ia menjadi celaka.

قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِيٓۚ أَوَ لَمۡ يَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةٗ وَأَكۡثَرُ جَمۡعٗاۚ وَلَا يُسۡ‍َٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ٧٨ 

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (QS. Al-Qasas: 78)

6. Rumah sebagai madrasah pertama bagi anak kosong dari pengarahan yang benar terhadap anggota keluarganya. Sehingga anak tidak memiliki jalan hidup sesuai tuntunan agama.

7. Kurikulum pendidikan dan media informasi tidak memberikan perhatian khusus terhadap agama. Bahkan membiarkan dan tidak perduli.media elektronik perlahan tapi pasti telah menjauhkan anak-anak didik dari syariat. Pendidikan sekarang hanya fokus kepada pencapaian nilai dan mengindahkan penanaman akidah dan moral. Maka munculan generasi telanjang tanpa senjata. Tak berdaya di hadapan musuhnya yang lengkap persejataannya. Allahul Musta’an

CARA-CARA MENGOBATAINYA

Cara penanggulangan penyimpangan di atas teramu dalam bahasan berikut:

  1. Kembali kepada kitabullah dan sunnah nabi muhammad shalallahu alaihi wasalam dalam mengambil aqidah yang shahihah. Bagaimana cara salaf dalam mengambil aqidah yang benar. Tidak akan bisa memperbaiki ummat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat terhdahulunya.  Juga mengkaji akidah-akidah sesat agar kita bisa menghindarinya. Maka siapa yang tidak mempelajari akidah sesah dan syubhat-syubhatnya di khawatirkan terperosok didalamnya.
  2. Memberi perhatian khusus kepada akidah shahihah dan aqidah salaf dalam berbagai jenjang pendidikan. Mengevaluasi dalam penyajian materi aqidah.
  3. Tasfiyah kutub (menyortir) kitab atau buku dan bahan pelajaran yang menyeleweng dan menetapkan kitab-kitab yang benar.
  4. Menyebar para duat yang meluruskan aqidah umat islam kepada aqidah yang shahihah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *