PENTINGNYA MENTAUHIDKAN ALLAH DAN MENGIKHLASKAN IBADAH UNTUKNYA.

Tauhid dan mengikhlaskan seluruh ibadah hanya untuk mengharap balasannya merupakan kunci seluruh kebaikan, juga merupakan jalan keselamatan pada hari kiamat. Nabi Shalallahu alaihi wasalam pernah bersabda di dalam hadits yang di riwayatkan oleh imam ahmad di dalam kitabnya Al Musnad dengan sanad yang hasan yang artinya.

“barang siapa yang menerima dariku satu kalimat, yang mana kalimat ini pernah di sodorkan kepada abu Thalib, namun ia menolaknya, maka ia akan selamat (di akhirat). Adapun maksud dari kaliamt tersebut adalah kalimat tauhid “لاإله إلا الله”.

Dalam hadits yang lain Nabi shalallahu alaihi waslam bersabda “ Kunci Surga adalah Syahadat la ilaha illah “ namun hadits ini terdapat masalah pada sanadnya, akan tetapi maknanya benar dan memiliki penguat dari hadits-hadits yang lainnya.

Mentauhidkan allah yang di maksud bukan hanya sekedar melafadzkan saja, namun mesti di realisasikan dengan  mengikhlaskan seluruh ibadah untuknya. Karena orang-orang munafik di zaman Nabi Shalallahu alaihi wasalam sangat memahami dan melafazkan kalimat tauhid tersebut namun tidak menjadikan mereka selamat dari azab neraka jahannan.

Siapapun yang menginginkan untuk memasuki syurga hendaknya membawa kuncinya yaitu tauhid. Namun, akan tetapi kunci tidak akan berfungsi kecuali kunci yang memiliki gerigi. Begitupun dengan tauhid, ia tidak akan memasukan seseorang kedalam syurga jika ia tidak merealisasikan rukun-rukunya dan syarat-syaratnya.

Di kisahkan oleh imam bukhari di dalam kitabnya “As-Shahih” dari wahab bin Munabbih (ulamanya tabi’in) suatu ketika pernah di tanya oleh seseorang. Ia bertanya kepadanya : “bukankah la ilaha illallah merupakan kunci syurga ? kemudia beliau menjawab : benar, akan tetapi bukan kunci namanya jika ia tidak memiliki gerigi. Jika engkau membawa kunci yang memiliki gerigi makan pintu syurga akan terbuka untukmu, dan sebaliknya jika engkau membawa kunci yang tidak memiliki gerigi maka pintu syurga tersebut tidak akan terbuka.

Orang kafir tidak membawa kuncinya,  pintu Syurga tidak akan terbuka untuknya selamanya. maka ia akan di giring keneraka yang mengerikan. Dan ia tidak akan mendapatkan harapan keselamatan selamanya dan tidak akan mendapatkan rahmat dan maghfirahnya abadul abad. Sebagaimana yang Allah firmankan di dalam al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 40:

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ عَنۡهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمۡ أَبۡوَٰبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ فِي سَمِّ ٱلۡخِيَاطِۚ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُجۡرِمِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan”.

Dan firman Allah kepada nabi Isa alaihissalam secara langsung :

إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al Maidah: 72).

Tauhid merupakan tujuan Allah menciptakan makhluk :

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adzariyat : 56)

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah: 5)

Poros keselamatan dan keberuntungan pada hari kiamat adalah dengan membawa tauhid; ada dua keuntungan yang di hasilkan oleh pelaku tauhid:

  1. Pelaku tauhid akan selamat dari api neraka; maka ketika seseorang merealisasikan tauhid dengan benar dan sempurna maka ia tidak akan mungkin masuk neraka, bahkan sebaliknya ia akan masuk syurga tanpa hisab dan azab dengan segera.
  2. Pelaku tauhid tidak akan kekal di dalam neraka; Bagi meraka yang belum merealisasikan dengan sempurna karena tercampur dengan beberapa jumlah kemaksiatan dan dosa-dosa besar sehingga iman dan tauhidnya lemah. Sehingga ia berhak untuk mempertanggung jawabkan dengan memasuki neraka. tauhid kelak akan menyelamatkannya dari kekalnya di dalam neraka, maka setelah dosanya impas ia bayar lalu kemudian ia akan di masukan kedalam Syurga.

Maka selayaknya seorang hamba agar merealisasikan dengan benar apa yang menjadi tujuan di ciptakannya makhluk. Memurnikan seluruh amalan, ketaatan, dan taqarrub  seluruhnya hanya untuk menggapai keridhaan.  Taqarrub kepada Allah dengan beribadah hanya kepadaNya semata, dan berbuat baik sesama manusia dan sebaik-baik muamalah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *