MENJADI GURU TELADAN

Guru teladan adalah guru yang menjadikan dirinya panutan bagi murid-muridnya. Dan itu menuntut dirinya agar senantiasa ikhlas dalam mengajarnya.  Tidak mencampur tugasnya dengan riya’, sum’ah, dan keinginan-keinginan yang merusakan pengajarannya.

 روي الجاحظ من كلام عقبة بن أبي سفيان لمؤدب ولده قال: \” ليكن أول ما تبدأ به من إصلاح بني إصلاح نفسك, فإن أعينهم معقودة عليك, فالحسن عندهم ما استحسنت والقبيح عندهم ما استقبحت

Diriwayatkan Al-Hafiz dari perkataan U’qbah bin abi sufyan terhadap guru anaknya: “ hendaknya hal pertama yang anda perbaiki sebelum memperbaiki anakku adalah memperbaiki diri anda sendiri, karena mata mereka tertuju pada anda (teladan), karena yang baik menurut mereka adalah apa yang anda sukai dan apa yang buruk menurut mereka adalah apa yang anda tidak sukai.

Inilah kaidah yang pertama yang menjadi perhatian seorang guru jika menginginkan anak muridnya menjadi orang-orang berilmu, dan memberantas kebodohan.

قال الإمام النووي \” أن يظل مجتهداً في الاشتغال بالعلم قراءة, وإقراء ومطالعة وتعليقاً ومباحثه ومذاكرة, ولا يستنكف عن التعلم ممن هو دونه في سن أونسب أوشهرة أو دين أو في علم آخر

Berkata imam nawawi: hendaklah untuk senantiasa bersungguh-sungguh menyibukan diri dengan ilmu dengan sering membacanya, menelaah, menjelaskan, membuat karya tulis ilmiyah, berdiskusi. Dan jangan menahan diri untuk belajar dari yang muda, karena keturunan, ketenaran, agama atau pada ilmu lainnya.

Telah di perinci oleh para ulama perihal adab yang harus di perhatikan oleh seorang guru terhadap dirinya sendiri:

  1. Jika guru hendak menhadiri majlis/kelasnya, hendaknya membersihkan diri dari hadats, kotoran, memakai parfum, serta memakai pakaian terbaik yang ia miliki.
  2. Berdoa kepada Allah ketika keluar dari rumahnya agar diberi kemudahan dalam mendidik murid-muridnya.

  3. Hendaklah duduk di tempat yang semua bisa melihat kepadanya

  4. Membuka dengan muqadimah yang sesuai dengan pembahasan “Baraotul istihlal”.

  5. Membuka pelajaran dengan sesuatu dari kitabullah.

  6. Jika pelajarannya banyak maka susun dari yang lebih penting dari yang penting, yang paling utama dari yang utama.
  7. Tida meninggikan suara melebihi yang di butuhkan. Dan tidak merendahkannya sehingga faidah tidak tersampaikan.
  8. Menjaga suasana pembelajaran dari kesalahan. Karena kekacauan datang karena kesalahan.
  9. Hendaknya senantia berusaha di atas keabsahan dan kebenaran makalah/penelitiannya dan itu sebagai tujuannya.


ومن الآداب التي يجب أن يراعيها المعلم مع طلبته

 Adab-adab yang wajib di perhatikan guru terhadap muridnya:

1. memaksudkan pengjaran dan pendidikannya mengharap wajah allah (ikhlas) dan menampakan kebenaran/ suatu yang haq.

2. membuat murid-muridnya mencintai ilmu/belajar, dan memngingatkan tentang keutamaan yang allah berikan pada orang-orang berilmu

3. mencintai muridnya seperti apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri dan membenci untuk mereka seperti apa yang dia benci untuk dirinya sendiri.

4. memiliki sifat lembut dan memiliki sifat berkeadilan diantara mereka, terus berjuang dalam kemashlahatan mereka, dan mengumpulkan hati mereka dalam kebaikan.

5. hendaknya memilki sifat tawadu’ dan wajah yang sumringah di hadapan mereka. Sesungguhnya sifat-sifat yang terpuji itu memiliki dampak besar terhadap kepada mereka.

Guru teladan itu adalah guru yang menggunakan seluruh kemampuannya dan membawa muridnya selangkah demi selangkah kepada keberhasilan dunia dan akhirat.

الإمام النووي بقوله: \” وعلي المعلم أن يؤدب المتعلم علي التدريج بالآداب السنية, والشيم المرضية ورياضة النفس بالدقائق الخفية ويعوده الصيانة في جميع أموره الباطنة والجلية, ويحرضه بأقواله وأفعاله المتكررات علي الإخلاص والصدق وحسن النيات ومراقبة الله تعالي\” .

Imam Nawawi berkata: Hendaknya guru itu mendidik muridnya secara bertahap dengan adab-adab sunnah, membiasakan mereka dengan kebiasaan yang di ridhai, olah hati (kepekaan) terhadap sekitar, ia senantiasa membantu pemeliharan seluruh urusannya baik yang nampak atau tersembunyi. Dan guru mendorongnya dengan perkataannya, perbuatannya, yang terus berulang yang di iringi dengan keikhlasan, kejujuran hati, dan senantiasa menjaga hati agar tetap baik, dan penjagaan Allah Ta’ala (muroqobatullah).

Kita sekarang sangat butuh terhadap mempresentasikan nilai nilai pendidikan yang luhur ini dalam kehidupan kita, untuk menjadikan genarasi yang shalih yang mampu membangun dirinya sendiri dan membentengi dirinya dari segala marabahaya fitnah dan syubhat yang akan menyengsarakannya sehingga mengantarkan dirinya kepada kebahagian dunia dan akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *