TAFDIYYAH

HUKUM PERKATAAN “بأبي وأمي” KEPADA SELAIN RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALAM

Kalimat بأبي وأمي bukanlah termasuk sumpah, ini disebut tafdiyyah. dia adalah kalimat yang digunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan dalamnya rasa cinta kepada seseorang dan tingginya kedudukan dia. (Lihat Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj, An-Nawawy 15/184).

            Jumhur ulama berpendapat bolehnya tafdiyyah kepada selain Rasulullah Shalallahu alaihi wasalam. Dan ini pendapat yang shahih Insya Allah. Mereka berhujjah dengan banyak dalil diantaranya hadits yang datang dari Ali bin Abi Thalib didalam shahihain:

قال: “ما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يفدي بأبويه أحداً إلا سعداً؛ فإني سمعته يقول يوم أُحُد: “ارم سعد فداك أبي وأمي

Ali berkata: “aku tidak mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam tafdiyyah (menebus) seseorang kecuali kepada Sa’ad. Sungguh aku mendengar pada perang uhud Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Lemparkanlah, tebusanmu adalah bapak dan ibuku’

Dalam hadits yang lain mutafaqun alaih:

وحديث عبد الله بن الزبير عن الزبير أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “من يأت بني قريظة فيأتيني بخبرهم”، فانطلقت فلما رجعت جمع لي رسول الله صلى الله عليه وسلم أبويه فقال: “فداك أبي وأمي” (متفق عليه(

Hadits abdullah bin zubair dari Az Zubair bahwasannya Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda: “ siapa yang mendatangi bani quraizhah dan membawakan kabar tentangnya, maka aku (az zubair) berangkat, Rasulullah menggabung untuku kedua orang tuanya (menebus dengan kedua orang tua Rasulullah shalallahu alaihi wasalam kemudian berkata: ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu”. (mutafaqun alaihi)

Suatu unkapan yang umum di kalangan arab. Imam nawawi berkata: “ di dalam hadits ini menunjukan kebolehan menggunakan kalimat ini dengan tebusan kedua orang tua. Dan ini dasar para ulama dalam pembolehannya. Akan tetapi Umar bin Khatab dan Hasan Al Bashri tidak menyukai ungkapan seperti itu. Namun pendapat yang benar boleh secara mutlak karena tidaklah ungkapan tebusan secara hakikat melainkan ungkapan kelemah lembutan dan penunjukan rasa cinta dan kedudukan di hadapannya.

Asal dari kalimat ini adalah: أنت مَفْدِيٌّ بأبي وأمي atau فَدَيْتُكَ بأبي وأمي artinya: Aku akan menebusmu dengan bapak dan ibuku (yaitu apabila terjadi sesuatu yang tidak baik), kemudian disingkat menjadi: بأبي وأمي karena sering digunakan dan juga karena sudah maklumnya (diketahuinya) orang yang dimaksud. (Lihat An-Nihayah fii gharibil Hadist wal Atsar, Ibnul Atsir 1/20 cet. Dar Ihya At-Turats Al-‘Araby, dan Lisanul ‘Arab, Ibnu Mandhur hal: 17 cet.Darul Ma’arif,)

Para sahabat dan tabi’in telah menggunakan ungkapan ini yang menunjukan kebolehannya secara mutlak. Dan kalimat ini tidak termasuk sumpah yang terlarang.

Wallahu ta’ala ‘alam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *