Muqodimah Pengagungan Ilmu

Terjemah kitab Khulasatu Ta’zimil Ilmi karya Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Hamad Al-U’Shaimi

Oleh : Abu Luqman As-Sundawi

Segala puji hanya milik Allah. Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasalam itu hamba dan utusan-Nya, semoga shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepadanya, kepada keluarganya dan para sahabatnya; hamba-hamba yang senantiasa belajar dan mengajar.

Sesungguhnya bagian seorang hamba dalam ilmu itu sesuai dengan besar-kecilnya hati dia dalam pengagungan terhada ilmu dan memuliakannya. Barang siapa yang hatinya penuh dengan pengagungan ilmu serta pemuliaannya, maka hatinya akan menjadi tempat bersemayamnya ilmu.

Begitu pula sebaliknya jika di dalam hatinya kurang dalam pengagungan dan pemuliaan terhadap ilmu di hati seorang hamba, maka berkurang pula lah bagian yang akan ia dapatkan hamba; sampai-sampai jika pengagungan dan pemulian terus berkurang akan sampai pada hati yang di dalamnya tidak ada ilmu sedikitpun.

Maka barang siapa yang mengagungkan ilmu, akan tampak cahaya ilmu pada dirinya. Berbagai utusan ilmu pun akan datang kepada dirinya. Ber-talaqqi untuk mendapatkan ilmu tekad terbesarnya. Dan memikirkan ilmu adalah kelezatan jiwanya.

Dan seakan-akan makna ini isyarat dari Al Hafiz Abu Muhammad ad-Darimi rahimahullah, tatkala beliau menutup Kitab al-’Ilm dari kitab Sunan-nya yang berjudul al-Musnad al-Jami’ dengan bab “Pengagungan Ilmu”. Ia mengatakan:

“dan yang paling membantu untuk sampai ke pada tahap pengagungan ilmu dan pemuliaannya: yaitu hendaknya thalibul ilmi Mengetahui simpul-simpulnya, yaitu pondasi-pondasi yang bersifat menyeluruh, yang dengannya pengagungan ilmu itu bisa terwujud di dalam hati. Maka barang siapa yang berpegang kepada simpul-simpul ini, dia telah mengagungkan ilmu serta memuliakannya”.

Dan barang siapa yang menyia-nyiakannya, maka dia telah menyia-nyiakan dirinya dan mentaati hawa nafsunya. Maka tidak ada yang bisa disalahkan, jika memang meremehkan hal ini, kecuali dirinya sendiri. Tanganmu yang mengikat. Mulutmu yang meniup sehingga engkau terbakar. Barang siapa yang tidak memuliakan ilmu, maka ilmu pun tidak akan memuliakannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *