SUMBER-SUMBER AQIDAH YANG BENAR
Aqidah adalah tauqifiyyah. Artinya, tidak bisa di tetapkan melainkan dengan dalil syar’i. Perkara aqidah mengerucut kepada sumber Al-Qur’an dan As-Sunnah Shahih. Tidak ada tempat ijtihad dan berpendapat pada ruang lingkup aqidah. Sebab tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui tentang Allah ta’ala. dan tidak seorang pun yang mengetahui tentang Allah ta’ala selain Rasul-Nya. Oleh karena itu salafushalih dan para pengikutnya dalam mengambil aqidah, terbatas pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Maka hendaknya apapun yang di tunjukan oleh Allah dalam firmannya (Al-Qur’an) dan SunnahNya, para sahabat, tabiin, dan tabiut tabi’in mereka mengimani, meyakini dan mengamalkannya. Sedangkan apa yang tidak di tunjukan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah mereka tidak mengerjakan dan menolaknya. Akidah mereka satu dan jama’ah mereka adalah satu. Karena Allah telah menjamin orang yang berpegang teguh dengan Al-Quran dan As-Sunnah dengan kekokohan kesatuan, kebenaran aqidah, dan kesatuan manhaj. Allah ta’ala berfirman:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Ali Imran: 103)
Begitupun dalam firman Allah ta’ala yang serupa:
قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ ١٢٣
“Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Ta ha: 123)
Karena itu mereka dinamakan dengan firqah najiyyah (golongan yang selamat). Rasulullah shalallahu alaihi wasalam telah bersaksi bahwa umatNya akan terpecah menjadi 73 golongan. 1 golongan yang selamat yaitu sebagaimana Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda:
هُمْ مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَ أَصْحَابِي
“Mereka adalah orang yang berada di atas ajaran yang sama dengan ajaranku pada hari ini, dan para sahabatku”. (HR. Ahmad)
Kebenaran nabi Shalallahu alaihi wasalam terbukti. Ketika orang-orang mulai coba-coba membangun aqidahnya selain dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mencampur aqidah dengan filsafat yunani dan romawi. Maka terjadilah penyimpangan dan perpecahan dalam aqidah yang mengakibatkan pecahnya umat dan retaknya Islam.