TENANG DAN BERWIBAWA

Oleh: Abu Luqman As-Sundawiy

Memiliki sikap yang tenang akan menjadikan seseorang di segani dan disenangi. Sikapnya akan mengantarkan kepada kemulian, kehormatan, dan kepemimpinan. Ia tidak tergesa-gesa dan perlahan tapi pasti ia akan menggapai sesuatu yang dia inginkan. Sikap tenang adalah menahan diri dari berbicara berlebihan dan tidak bermanfaat, banyak bekerja sesuai dengan kebutuhan, menyimak lawan bicara dengan baik, tidak sembrono dalam menjawab pertanyaan, dan selalu bersegera dalam segala urusan yang bermanfaat baginya dan bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah sangat senang jika sahabatnya memiliki sifat tenang dan wibawa, hingga perintah mendatangi shalat dengan penuh ketenangan dan wibawa. Nabi shalallahu alaihi wasalam bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ ، فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ ، وَلَا تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ ، فَصَلُّوا ، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

“Jika kalian mendengar iqamah, maka berjalanlah menuju shalat dengan tenang dan wibawa (waqar). Dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah. (HR. Bukhari).

Ketenangan itu muncul dari rasa malu dan kesopanan. Imam al Qurtubi berkata: “ malu itu mendorong pemiliknya pada sikap wibawa, baik wibawa dalam arti menghormati orang lain atau wibawa dalam dirinya. (Fathul Bari, 10/538)

ketenangan lawan katanya adalah tergesa-gesa. tenang datang dari ilmu dan amal. sedangkan tergesa-gesa datang dari syaitan. ketenangan membawa kepada kesempurnaan amal, sedangkan tergesa-gesa mengantarkan kepada ketidak sempurnaan amal. Allahul must’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *