TAZKIYATUN NUFUS SUMBER KEKUATAN UMAT ISLAM

Setiap jiwa diberi potensi berbuat taqwa dan berbuat fujur, karena kedua sifat ini Allah titipkan di dalam jiwa manusia. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

 وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا

“dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”. (As-Syams: 7-8)

            Jiwa yang bertakwa ia akan hidup bahagia, sedangkan jiwa yang fujur akan hidup sengsara dan merugi. Allah ta’ala berfirman:

 قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا

وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

“sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. As-Syams:9-10)

            Oleh karena itu tidak ada jalan lain menuju keberuntungan melainkan dengan menyucikan diri dari kefasikan dan perbuatan fujur. Menempuh penyucian jiwa menurut petunjuk Nabi shalallahu alaihi wasalam sebagai satu-satunya mendapat mandat dari Allah untuk mengemban seluruh risalah agama termasuk tazkiyatun nufus. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al Jumuah: 2)

            Tazkiyatun nufus atau penyucian jiwa adalah bahan pokok akhlak. Yang mana akhlak mulia merupakan faktor utama kekuatan umat islam. Sebagaimana sebuah perkataan arab:

إِنَّمَا الْأُمَمُ الْأَخْلَاقُ مَا بَقِيَتْ    فَإِنْ هُمُو ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوا

            “sesungguhnya nilai suatu umat itu terdapat pada akhlaknya. Jika aklak itu hilang, maka hilang pula nilai umat tersebut”.

            Tazkiyatun nufus merupakan landasan tegaknya perintah-perintah Allah Ta’ala dalam jiwa manusia. Jika jiwa bersih dan ringan di biasakan dengan akhlak yang mulia dan lurus, niscaya jiwa tersebut akan senang dalam mengagungkan syiar-syiar Allah ta’ala dan berjalan diatas manhajnya. Allah ta’ala berfirman:

 ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi´ar-syi´ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (Al-Hajj: 32)

            Akhlak yang mulia merupakan inti ajaran islam, oleh karena itu hubungan jiwa yang lurus dan bersih melahirkan akhlak yang mulia sehingga melahirkan kebahagian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *