MELEMBUTKAN SUKUN

  1. Hendaknya seorang qari untuk benar benar benar menjaga kelembutan sukun dan tidak memantulkannya selain huruf-huruf qolqolah. Sebagaimana Imam Athibi berkata:

…………………………..وَ حَقِّقِ السُّكُونَ فِيْمَا سُكِنَا    وَ لَا تُحَرِّكْهُ

              “Dan tahqiqkan sukun pada huruf yang di sukunkan. Dan jangan jadikan ia seolah olah berharokat (memantul).”

              Juga imam ibnul jazari berkata:

وَاحْرِصْ عَلَى السُّكُوْنِ فِيْ جَعَلْنَا   أَنْعَمْتَ وَ المَغْضُوْبِ مَعَ ضَلَلْنَا

              “Dan jagalah kelembutan sukun pada kalimat (ja’alna, an am ta, al maghdhub, dan dhalalna).”

  • Di antara hal yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an, kita akan mendapati banyak huruf yang mengandung sifat bayniyyah dalam keadaan sukun. ((لن عمرyang ia memiliki zaman (waktu timbangan) antara mengalirkan suara dan menekannya (karena penutupan unsur tertentu yang tidak sempurna). Maka kebanyakan qari tidak berhati hati dalam mengucapkan shifat ini sehingga memantulkannya atau kurang dalam menetapkan qadar zaman pada huruf huruf bayniyyah. Juga seperti yang dikatakan oleh Imam Asy Syakhawiy:

وَإِذَا التَقَى المَهْمُوْسُ بِالْمَجْهُوْرِ أَوْ      بِالْعَكْسِ بَيْنَهُ فَيَفْتَرِقَانِ

              “Dan ketika bertemu antara huruf hams dan huruf jahr atau sebaliknya maka perjelas pengucapannya, kemudian kedua sifat tersebut bisa di bedakan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *